IMAM BESAR MASJID ISTIQLAL MENGATAKAN BAHWA PERNYATAAN AHOK MENGENAI AL MAIDAH 51 BUKAN PENISTAAN AGAMA, INI BUKTINYA...



Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyebutkan pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tentang Al Maidah 51 bukanlah penistaan.

Menurutnya penistaan tak tergambar dalam kalimat Ahok. Kalimat Ahok menyebutkan surat Al Maidah digunakan orang lain untuk mempengaruhi pilihan politik.

baca juga : WAHAI PARA SUAMI BERANIKAH ANDA BACA KISAH INI !!! SANGAT MENYENTUH HATI ANDA, BACA KISAHNYA

" Saya juga memerhatikan benar apa yang di sampaikan ayah gubernur. Saya mengerti kalau konteksnya tak dalam makna menghina ayat ya, " terang Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pada KBR, Selasa (01/11).

" Namun bagaimana juga statement umpamanya 'dibohongi oleh surat Al-Maidah' macam-macam - redaksinya sama seperti itu - memang dapat menyakiti telinga orang lain, terlebih yang beragama Islam, " tambahnya.

Nasaruddin menyerukan pada umat muslim supaya lebih arif hadapi kondisi ini. Kata dia, seharusnya umat muslim tak terpancing emosinya. Sebab, dalam masalah ini contohnya Ahok, tidaklah orang yang mendalami ayat-ayat Al Quran.

Diluar itu, dia juga mengimbau semua politisi tidak untuk memakai ayat-ayat kitab suci dalam aktivitas politik. Sebab, hal itu dapat menyebabkan pada kemarahan.

" Jadi dibohongi itu kan kalimat pasif. Sebenarnya ada subjeknya yang dihilangkan. Didalam konteks terlebih dulu itu yaitu ayah ibu gitu ya, ayah ibu dibohongin itu sebagai predikatnya gunakan surat itu yaitu info. Dalam konteks itu bermakna yang dimaksudkan dibohongin dengan memakai. Jadi itu ayat itu digunakan sebagai alat membohongi ayah ibu yang didalam konteks terlebih dulu itu, gitu, " tutur Yeyen pada KBR, Selasa (1/11/2016).

" Jadi dibohonginnya tak merujuk pada ayatnya sebenarnya, namun ayat itu digunakan sebagai alat untuk membohongi. Permasalahannya apakah yang bikin pernyataan itu, kan tak menyatakan kalau surat itu bohong kan gitu ya, namun memakai alat dengan ayat itu. Jadi menggunakan ayat itu sebagai alat membohongi orang, kan gitu maksud sintaksisnya, " katanya.

Dalam transkrip yang mengedar sekitar perkataan Ahok di pulau Seribu tercatat, " Jadi jangan yakin sama orang. Kan mungkin dalam hati kecil ayah ibu tidak dapat tentukan saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (beberapa orang tertawa). Itu hak ayah ibu, ya. "

" Serta untuk umat Islam ada juga kehati-hatian juga dalam merespon, " tuturnya. " Janganlah sering dibawa ke politik, " tandasnya lagi.

Tubuh Reserse serta Kriminal (Bareskrim) bakal menghadirkan ahli bahasa, agama serta pidana untuk mengatasi masalah sangkaan penistaan agama yang dikerjakan Gubernur Ahok.

Kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Brigadir Jenderal Agus Andrianto selesai kontrol Ahok di Bareskrim, Jakarta Pusat, Senin, 24 Oktober lantas, kontrol itu untuk melengkapi info saksi yang telah diperiksa terlebih dulu.

Menurut Kepala Pusat Pembinaan serta Pengembangan Bhs, Tubuh Bhs, Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan Yeyen Maryani, kata dibohongi yaitu kalimat yang pasif.
Yeyen menerangkan dari sisi bahasa mesti lihat konteksnya mengacu kemana.

sumber : http://beritaenam.com/20161105113801/Hukum/Imam-Besar-Masjid-Istiqlal:-Pernyataan-Ahok-Mengenai-Al-Maidah-51--Bukan-Penistaan-Agama
IMAM BESAR MASJID ISTIQLAL MENGATAKAN BAHWA PERNYATAAN AHOK MENGENAI AL MAIDAH 51 BUKAN PENISTAAN AGAMA, INI BUKTINYA... IMAM BESAR MASJID ISTIQLAL MENGATAKAN BAHWA PERNYATAAN AHOK MENGENAI AL MAIDAH 51 BUKAN PENISTAAN AGAMA, INI BUKTINYA... Reviewed by Unknown on 05.54 Rating: 5